Kamis, 25 November 2010

BIOGRAFI PAHLAWAN KIPITAN PATTIMURA

       Pattimura, lahir di Saparua.Ia adalah putra Frans Matulessia dengan Fransina Silahoi. Adapun dalam buku biografi Pattimura versi pemerintah yang pertama kali terbit, M Sapija menulis, "Bahwa pahlawan Pattimura tergolong turunan bangsawan dan berasal dari Nusa Ina (Seram). Ayah beliau yang bernama Antoni Mattulessy adalah anak dari Kasimiliali Pattimura Mattulessy. Yang terakhir ini adalah putra raja Sahulau. Sahulau bukan nama orang tetapi nama sebuah negeri yang terletak dalam sebuah teluk di Seram Selatan".
Dari sejarah tentang Pattimura yang ditulis M Sapija, gelar kapitan adalah pemberian Belanda. Padahal tidak.
Menurut Sejarawan Mansyur Suryanegara, leluhur bangsa ini, dari sudut sejarah dan antropologi, adalah homo religiosa (makhluk agamis). Keyakinan mereka terhadap sesuatu kekuatan di luar jangkauan akal pikiran mereka, menimbulkan tafsiran yang sulit dicerna rasio modern. Oleh sebab itu, tingkah laku sosialnya dikendalikan kekuatan-kekuatan alam yang mereka takuti.
Jiwa mereka bersatu dengan kekuatan-kekuatan alam, kesaktian-kesaktian khusus yang dimiliki seseorang. Kesaktian itu kemudian diterima sebagai sesuatu peristiwa yang mulia dan suci. Bila ia melekat pada seseorang, maka orang itu adalah lambang dari kekuatan mereka. Dia adalah pemimpin yang dianggap memiliki kharisma. Sifat-sifat itu melekat dan berproses turun-temurun. Walaupun kemudian mereka sudah memeluk agama, namun secara genealogis/silsilah/keturunan adalah turunan pemimpin atau kapitan. Dari sinilah sebenarnya sebutan "kapitan" yang melekat pada diri Pattimura itu bermula.perjuangan Sebelum melakukan perlawanan terhadap VOC a pernah berkarier dalam militer sebagai mantan sersan Militer Inggris.Kata "Maluku" berasal dari bahasa Arab Al Mulk atau Al Malik yang berarti Tanah Raja-Raja.mengingat pada masa itu banyaknya kerajaan Pada tahun 1816 pihak Inggris menyerahkan kekuasaannya kepada pihak Belanda dan kemudian Belanda menetrapkan kebijakan politik monopoli, pajak atas tanah (landrente), pemindahan penduduk serta pelayaran Hongi (Hongi Tochten), serta mengabaikan Traktat London I antara lain dalam pasal 11 memuat ketentuan bahwa Residen Inggris di Ambon harus merundingkan dahulu pemindahan koprs Ambon dengan Gubenur dan dalam perjanjian tersebut juga dicantumkan dengan jelas bahwa jika pemerintahan Inggris berakhir di Maluku maka para serdadu-serdadu Ambon harus dibebaskan dalam artian berhak untuk memilih untuk memasuki dinas militer pemerintah baru atau keluar dari dinas militer, akan tetapi dalam pratiknya pemindahn dinas militer ini dipaksakan Kedatangan kembali kolonial Belanda pada tahun 1817 mendapat tantangan keras dari rakyat. Hal ini disebabkan karena kondisi politik, ekonomi, dan hubungan kemasyarakatan yang buruk selama dua abad. Rakyat Maluku akhirnya bangkit mengangkat senjata di bawah pimpinan Kapitan Pattimura  Maka pada waktu pecah perang melawan penjajah Belanda tahun 1817, Raja-raja Patih, Para Kapitan, Tua-tua Adat dan rakyat mengangkatnya sebagai pemimpin dan panglima perang karena berpengalaman dan memiliki sifat-sfat kesatria (kabaressi). Sebagai panglima perang, Kapitan Pattimura mengatur strategi perang bersama pembantunya. Sebagai pemimpin dia berhasil mengkoordinir Raja-raja Patih dalam melaksanakan kegiatan pemerintahan, memimpin rakyat, mengatur pendidikan, menyediakan pangan dan membangun benteng-benteng pertahanan. Kewibawaannya dalam kepemimpinan diakui luas oleh para Raja Patih maupun rakyat biasa. Dalam perjuangan menentang Belanda ia juga menggalang persatuan dengan kerajaan Ternate dan Tidore, raja-raja di Bali, Sulawesi dan Jawa. Perang Pattimura yang berskala nasional itu dihadapi Belanda dengan kekuatan militer yang besar dan kuat dengan mengirimkan sendiri Laksamana Buykes, salah seorang Komisaris Jenderal untuk menghadapi Patimura.Pertempuran-pertempuran yang hebat melawan angkatan perang Belanda di darat dan di laut dikoordinir Kapitan Pattimura yang dibantu oleh para penglimanya antara lain melchior kesauiya anthoni rebrok philip latumahina dan ulupaha Pertempuran yang menghancurkan pasukan Belanda tercatat seperti perebutan benteng Belanda Duurstede, pertempuran di pantai Waisisil dan jasirah Hatawano, Ouw- Ullath, Jasirah Hitu di Pulau Ambon dan Seram Selatan. Perang Pattimura hanya dapat dihentikan dengan politik adu domba, tipu muslihat dan bumi hangus oleh Belanda. Para tokoh pejuang akhirnya dapat ditangkap dan mengakhiri pengabdiannya di tiang gantungan pada tanggal 16 Desember 1817 di kota Ambon. Untuk jasa dan pengorbanannya itu, Kapitan Pattimura dikukuhkan sebagai “PAHLAWAN PERJUANGAN KEMERDEKAAN” oleh pemerintah Republik Indonesia                                           
         

Minggu, 07 November 2010

TERORIS

Saifudin Jailani .... Sang Maestro perekrut pelaku bom bunuh diri ...  
     Teroris di Indonesia memang telah bertransformasi dengan bentuk dan metode baru dalam menyebarkan teror…. hal itu wajar dalam setiap perbuatan manusia  selalu belajar dari hal yang pernah dikerjakannnya, melakukan trial and error, apa yang bagus diteruskan dan tidak baik ditinggalkan….
Kalau kita melihat peristiwa teror bom pada tanggal 17 Juli di JW Marriot dan Ritz Carlton, saya melihat bahwa cara dan metode mereka melakukan aksinya berbeda dengan teror bomb sebelumnya seperti:  Bali 1, Bali 2 , Kedutaan Australia dan beberapa aksi teror bom lainnya, antara lain :
1. Infiltrasi Agen : Hal ini yang sangat mengagumkan, seperti kita tahu bahwa Ibrohim alias Boim pekerja penata bunga di Hotel JW Marriot, telah disusupkan ke hotel ini 2 (dua) tahun sebelum peristiwa bomb terjadi, kenapa begitu lama ? kalau menurut saya ia disisipkan demikian lama untuk mengenal jengkal demi jengkal targetnya,  kemudian membangun hubungan emosional dengan pekerja lain, sehingga pada saat ia “menyelundupkan” bom ke dalam Hotel tidak melalui pemeriksaan yang ketat atau bahkan tidak diperiksa, bahkan ia bisa memberi akses kepada orang lain si pelaku bom bunuh diri untuk masuk dan mempelajari situasi ….. cerdik bukan ? dan tidak heran pelaksanaan aksi teror bomb “almost perfect” dan jadilah Boim sebagai “jendral lapangan” pengendali aksi ….
2. Rekrutment: Telah terjadi juga perubahan yang sangat berbeda, kelompok teroris ini ternyata menggunakan pemuda yang sangat belia sebagai pelaku bom bunuh diri,  secara psikologis memang usia ini masih sangat labil, sehingga gampang dimasuki suatu pemahaman yang radikal yang menganjurkan mereka untuk mengorbankan dirinya…. Ditambah lagi dimasuki seorang yang sangat mengusasai tentang pemahaman tersebut Saifudin Jailani seorang sarjana cemerlang lulusan Yaman. Kenapa mereka berbuat ini ? Menurut saya kembali ke masalah efisiensi, mereka bisa merekrut banyak orang dalam waktu singkat, dan menjadikan mereka pasukan Martir, berbeda hal nya mereka mengambil calon dari pesantren atau akademisi yang lebih “berisi” pemahamannya… tingkat kegagalan ? pasti tinggi kan ? mereka pasti lebih banyak “berdebat”  ketimbang memberi pengertian kepada mereka yang masih “hijau”  …
3.  Target Sasaran: Ada perubahan jenis target, pada aksi berikutnya walaupun keburu digagalkan oleh Densus 88, mereka mengincar Pemerintahan atau Kepala Negara yaitu Presiden… Selama ini kita mengenal kelompok ini selalu mentargetkan Amerika Serikat dan Sekutunya negara barat lainnya berikut kepentingannya, namun sekarang mereka menargetkan juga Presiden, Istana Presiden dan Lambang negara lainnya, kenapa hal ini terjadi ? Menurut saya bisa banyak hal, terungkap dari media yang saya baca, mereka merasa dendam atas dieksekusinya ketiga rekan mereka Amrozi Cs,  ada hal lain yang bisa saya lihat … mungkin juga sebagai ungkapan frustasi kelompok ini karena ternyata sangat sulit mewujudkan cita cita mereka dan cara yang paling efektif menurut mereka adalah membunuh kepala negara, yang jelas mereka belajar dari Pembunuhan  Rajif Gandhi, Anwar Sadat  dan Hariri… Mereka ingin menimbulkan chaos dan kepanikan dari masyarakat dan memanfaatkan situasi kekosongan kekuasaan seandainya aksi pembunuhan ini berhasil dan yang lebih penting menyampaikan pesan bahwa mereka telah membunuh kepala negara “sekuler” yang tidak sesuai dengan tujuan dan cita cita mereka.
4.  Pola Waktu Eksekusi: Terungkap dalam penjelasan Kapolri kepada pers bahwa kalau tidak tertangkap duluan mereka akan melaksanakan aksinya lagi 14 hari setelah peristiwa pertama, dan akan dilakukan aksi lain dengan waktu yang berdekatan. Kalau kita melihat peristiwa sebelumnya, peristiwa bom Bali 1 , 2 , Bom Kedutaan Australia dan Bom Kuningan jarak peristiwa satu dan lainnya bisa bulanan hingga tahunan, tapi dalam aksi yang terbaru mereka merencanakan aksi terus menerus dan tanpa henti dalam jarak waktu hanya dalam hitungan hari, hal ini terindikasi dengan besarnya persediaan bahan peledak dan terungkapnya banyak calon pelaku bom bunuh diri dikabarkan Saifudin Jailani telah merekrut 15 orang yang siap melaksanakan aksinya, kenapa hal ini terjadi ? Menurut pendapat saya hal ini merupakan trend baru aksi teror, seperti yang terjadi di serangan di kota Mumbai dan aksi teror masif di Pakistan, mereka ingin menjadikan Indonesia sebagai “area perang” yang nyata… pola perjuangan mereka menjadi “urban war” atau perang kota…. yang pastinya akan menimbulkan kepanikan masyarakat yang luar biasa…tentunya untuk percepatan pencapaian tujuan mereka…






Selasa, 02 November 2010

GUNUNG MERAPI

foto
   Gunung berapi aktif di Indonesia, Merapi meletus dengan mengeluarkan awan panas yang tercatat sejak pukul 17.02 WIB. " Sejak 17.02 WIB hingga 17.34 WIB terjadi empat kali awan panas dan sampai sekarang awan panas terus muncul susul menyusul tidak berhenti" kata Surono, Kepala Pisat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Badan Geologi di Yogyakarta, Selasa 26 Oktober 2010. Menurut dia, munculnya awan panas tersebut menjadi tanda sebagai erupsi Gunung Merapi. Awan panas pertama yang muncul pada pukul 17.02 WIb mengarah ke barat. Namun awan panas yang berikutnya tidak dapat terpantau dengan baik karena kondisi cuaca di puncak Merapi cukup gelap dan hujan. Sirine bahaya di Kaliurang, Sleman berbunyi pada pukul 17.57 WIB. Pada pukul 18.05 WIB Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta menarik semua petugas dari pos pengamatan." Pada 2006, awan panas terjadi selama tujuh menit. Namun pada tahun ini, awan panas sudah terjadi lebih dari 20 menit" katanya.Lamanya awan panas tersebut, lanjut dia, menunjukkan energi yang cukup besar. Pada pukul 18.00 WIB terdengar letusan sebanyak tiga kali yang terdengar dari pos Jrakah dan pos Selo yang disusul dengan asap membumbung setinggi 1,5 kilometer mengarah ke selatan. " Tipe letusan Merapi dipastikan eksplosif" ujarnya.